1.1
Latar
Belakang
Indonesia
memiliki jumlah penduduk terbesar ke-empat di dunia yang di perkirakan mencapai
250 juta jiwa pada tahun 2015. Ketahanan pangan Nasional menjadi sangat penting
dan perlua mendapatkan prioritas penanganan dalam program pembangunan Nasional,
kondisi yang menghawatirkan saat ini adalah semakin berkurangnya luas lahan
untuk memproduksi pangan pokok akibat terjadinya alih fungsi lahan, tidak hanya
itu, tingkat produktivitas pangan juga sulit untuk dinaikan karena keragaman jenis
pangan pokok masyarakat yang sempit dan bertumpu pada beras.
Pangan merupakan
komoditas penting dan strategis bagi bangsa Indonesia mengingat pangan adalah
kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah dan masyarakat
secara bersama-sama seperti diamanatkan oleh
Undang Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan. Dalam UU tersebut
disebutkan Pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian dan
pengawasan, sementara masyarakat menyelenggarakan proses produksi dan
penyediaan, perdagangan, distribusi serta berperan sebagai konsumen yang berhak
memperoleh pangan yang cukup dalam jumlah dan mutu, aman, bergizi, beragam,
merata, dan terjangkau oleh daya beli mereka.
Indonesia
perlu melaksanakan diversifikasi pangan untuk menguatkan ketahanan pangan
nasional. Hal itu harus dilakukan guna mengurangi permintaan dan ketergantungan
bahan pangan pokok beras. Masyarakat pun perlu menyadari bahwa ada bahan pangan
lain seperti jagung, ubi kayu, sagu dan berbagai umbi lainnya yang bisa menjadi
bahan makanan pokok. Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof.
Dr. Lukman Hakim mengungkapkan, penyediaan pangan yang cukup dan terjangkau
oleh semua penduduk merupakan pangkal dari ketahanan pangan nasional,
kesejahteraan, kesehatan, dan kecerdasan bangsa. paparnya.
Lukman
menambahkan, sejumlah studi menunjukkan bahwa walaupun persediaan pangan di
tingkat nasional mencukupi, tetapi tidak selalu menjamin ketahanan pangan di
tingkat wilayah, rumah tangga, dan individu. Persoalan ini bukan hanya
berhubungan dengan ketersediaan pangan yang tidak mencukupi kebutuhan, tetapi
juga karena keterbatasan akses penduduk terhadap pangan, ujarnya. Aksesibilitas
yang terbatas akan berakibat pada kesulitan untuk mencukupi pangan yang bermutu
dan bergizi sehingga akan menghambat kesinambungan ketahanan pangan. Pemenuhan
kebutuhan pangan juga harus menekankan status gizi yang baik. Selain itu,
konsumsi pangan lokal juga harus dikembangkan dan diselaraskan dengan
perkembangan modernisasi agar lebih mudah diolah.
Pangan
merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk
mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan sebagai sumber gizi
(karbohidrat,lemak,protein,vitamin,mineral, dan air ) menjadi landasan untuk
mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan.
Menurut
(Winarno, 1993).pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan mampu
memelihara tubuhnya serta berkembang biak. Manusia memerlukan bahan pangan
untuk menunjang kelangsungan kehidupannya, misalnya untuk membangun sel-sel
tubuh dan menjaga agar tubuh sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya.
Sementara
Gizi berasal dari bahasa arab ghizawi yang berarti nutrisi. Secara teknis gizi
diartikan sebagai pemberian makanan kepada seluruh sel-sel dan tenunan dalam
tubuh, sehingga memungkinkan tubuh menjadi kuat dengan jiwa dan pikiran yang
sehat (Winarno, 1997).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan
makalah ini adalah :
1.
Apa sebenarnya Pangan dan Gizi ?
2.
Mengapa Pangan dan Gizi Sangat dibuthkan
?
3.
Apa saja jenis keragaman pangan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah :
1.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang
pangan dan Gizi.
2.
Untuk lebih mengetahui apakah pangan dan
gizi sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita.
3.
Untuk lebih mengetahui jenis-jenis
keragaman pangan.
II.
PEMBAHASAN
2.1 Pangan Dan Gizi
a.
Pengertian Pangan dan Gizi
1.
Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28
tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan
air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.
2.
Menurut Suharjo tahun 1986 pangan adalah
bahan-bahan makanan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan bagi
pemeliharaan, pertumbuhan, kerja, dan penggantian jaringan tubuh yang rusak.
3.
Menurut Sunita A. dalam bukunya “Prinsip
Dasar Ilmu Gizi” tahun 2001 pangan adalah semua bahan yang dapat dijadikan
makanan.
2.2 Pentingnya Pangan dan Gizi
Pentingnya
Bahan Pangan sebagai Sumber Energi
Menurut Sajogyo et al. (1981) bahan
pangan sumber energi berupa zat tepung, protein dan lemak atau minyak. Bahan
pangan yang mengandung zat tepung atau karbohidrat biasanya berupa bahan
makanan pokok, diantaranya serealia (beras, jagung, sorgum, gandum) dan
ubi-ubian (ubi kayu, ubi jalar, kentang, talas). Karbohidrat juga terdapat pada
tepung (terigu, hunkue), batang (tebu, sagu), buah-buahan (sukun, pisang,
alpukat) dan minyak (margarine, minyak kelapa, kemiri).
Bahan pangan sumber tenaga berguna untuk
memperoleh tenaga pada tubuh manusia. Ukuran tenaga adalah kalori (kal) dan
kkal (kilo kalori = 1.000 kal) dan tenaga ini berguna untuk bekerja dan
bergerak. Seorang laki-laki dewasa bekerja sedang dalam sehari memerlukan 2.500
kal yang setara dengan 700 g beras dan rata-rata orang Indonesia pria wanita
semua umur memerlukan 1.900 kal sehari (Sajogyo, 1981) atau secara lengkap
angka kebutuhan harian untuk energi menurut FAO dapat dilihat pada tabel 1.
Karbohidrat merupakan sumber kalori yang paling murah bila dibandingkan protein
dan lemak meskipun kalori yang dihasilkan hanya 4 kal dalam 1 g karbohidrat
(Winarno, 1997b). Untuk lemak 1 g menghasilkan 9 kal dan protein 1 g
menghasilkan 4 kal (Sajogyo, 1981). Perbandingan yang ideal untuk pemenuhan
kalori antara karbohidrat, lemak dan protein adalah sebagai berikut:
1.
Energi dari karbohidrat 60%.
2.
Energi dari lemak 23%.
3.
Energi dari protein 12 %.
4.
Energi dari gula 5%.
Untuk memelihara kesehatan dianjurkan
supaya pemakaian lemak terdiri dari:
1.
48% lemak tak jenuh.
2.
48% lemak jenuh.
3.
4% lemak yang dijenuhkan atau lemak tak jenuh karena proses hidrogenasi menjadi
jenuh
(Simorangkir dan Simorangkir, tt).
Perbandingan konsumsi lemak jenuh dan
tak jenuh 1:1 sudah seimbang dan akan lebih baik lagi jika pada diet asam lemak
tak jenuh dua kali lipat dari asam lemak jenuh, dengan memperbanyak memakan
lemak nabati dari pada hewani (Baraas, 1993).
Karbohidrat dalam bahan pangan sebagai
sumber tenaga dapat dicerna biasanya berupa zat pati atau berbagai jenis gula
(sukrosa, fruktosa, laktosa). Untuk pektin dan hemiselulosa tidak dapat dicerna
meskipun tersedia dalam jumlah banyak. Karbohidrat dalam bahan pangan untuk
dapat digunakan dalam tubuh manusia harus dihidrolisa oleh alat pencernaan,
dari bentuk polimetrik menjadi monometrik. Glukosa merupakan monometrik yang
utama dari karbohidrat dan dapat digunakan secara langsung sebagai sumber
energi dalam seluruh bagian tubuh. Kelebihan glukosa dalam tubuh jika tidak
digunakan akan diubah menjadi glikogen yang disimpan dalam hati dan jaringan
otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan adiposa (Buckle et al.,
1987).
Menurut Simorangkir dan Simorangkir (tt)
angka kecukupan gizi harian energi dapat dihitung dari jumlah ketiga zat gizi
pembangkit energi sesuai dengan perbandingan ideal sebagai berikut:
1.
Pria dewasa laki-laki kerja sedang
mempunyai berat badan 65,0 mempunyai kebutuhan harian energi 3.000 kalori.
Berdasarkan kebutuhan ideal zat gizi:
2.
Karbohidrat = 60% x 3.000 = 1.800
kalori.
Lemak
= 23% x 3.000 = 690 kalori.
Protein
= 12% x 3.000 = 360 kalori.
Gula
= 5% x 3.000 = 150 kalori. Kebutuhan tiap-tiap gram zat gizi yang dikonsumsi
tiap hari dapat dihitung:
3.
Karbohidrat 1.800 kalori setara dengan
1.800 : 4 = 450 g karbohidrat. Lemak 690 kalori setara dengan 690 : 9 = 76,67 g
lemak. Protein 360 kalori setara dengan 360 : 4 = 90 gram protein. Gula 150
kalori setara dengan 150 : 4 = 37,5 g gula.
4.
Dari perhitungan tersebut dapat dilihat
seorang pria dewasa kerja sedang dengan berat 65,0 kg dalam satu hari
memerlukan kebutuhan karbohidrat 450 g, lemak 76,67 g, protein 90 g dan gula
37,5 g.
5.
Kebutuhan lemak berdasarkan konsep
kesehatan: Lemak tak jenuh 48% x 76,67 = 36,80 g.
Lemak
jenuh 48% x 76,67 = 36,80 g.
Lemak
yang dijenuhkan 4% x 7
2.3 Keanekaragaman Pangan
Semua
makhluk hidup membutuhkan makanan, terlebih dizaman yang sedemikian modern
teknologi pangan sudah sedemikian maju, ironis sekali apabila melihat keadaan
bangsa ini yang masih tertatih-tahih untuk mencukupi kebutuhan pangannya
sendiri.Perkembangan dewasa ini pangan telah diandalkan sebagai pemelihara
kesehatan dan kebugaran tubuh.Bahkan bila dimungkinkan, pangan harus dapat
menyembuhkan atau menghilangkan efek negatif dari penyakit tertentu.
Adapun jenis-jenis
pangan yaitu :
a.
Jenis Gandum
-
Beras putih
-
Beras merah
b.
Umbi-umbian
-
Kentang
-
Umbi garut
-
Umbi talas
-
Singgkong
-
Gadung
-
Ubi jalar
c.
Kacang-kacangan
-
Kacang tanah
-
Kacang merah
-
Kedelai
-
Kacang hijau
-
Jagung
d.
Daging/ikan
-
Belut
-
Daging sapi
-
Daging ayam
-
Ikan tongkol
-
Ikan teri
-
Sayur-sayuran
-
Bayam
-
Kangkung
-
Kubis
-
Tomat wartel
III. PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas penulis menarik beberapa kesimpulan diantaranya :
1. pangan
merupakan sumber hayati yang pokok bagi kehidupan manusia yang diolah maupun
tidak diolah, sebagai makanan atau minuman untuk dikonsumsi.
2. Pangan
meruapakan kebutuhan pokok yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
bagi pemeliharan, pertumbuhan, kerja dan pangganti jaringan tubuh yang rusak.
3. Pangan
Dan Gizi merupakan kebutuhan Umat manusia yang esensial, dan merupakan faktor
yang mampu menentukan ketahanan pangan secara Nasional.
4. Gizi
adalah kandungan yang terkandung di dalam pangan yang kegunaannya sangat di
butuhkan oleh selsel tubuh.
3.2
Saran
Pangan
dan Gizi merupakan kebuthan pokok ummat manusia sehingga saran dari penulis
adalah kita selaku mahasiswa yang notabenenya selalu menawarkan konsep untuk
bangsa dan Negara sehingga peran penting dalam hal ini akademisi untuk lebih
meningkatkan kebutuhan pangan dalam negara maupun dunia internaisonal.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar